Salah satu kebiasaan
orang-orang kalau liburan ke suatu tempat adalah membeli souvenir atau
oleh-oleh untuk keluarga tercinta di rumah. Rasanya ada yang kurang kalau
setelah bepergian tidak membawa apa-apa.
Apalagi kalau liburannya ke
luar negeri, sudah pasti banyak yang ingin dibeli dari mulai gantungan kunci,
tempelan kulkas sampai makanan khas daerah tersebut.
Aku pun salah satu traveler
yang hobi mengumpulkan souvenir dari berbagai tempat yang pernah kukunjungi.
Namun sayang, saat aku jalan-jalan ke Singapore aku tidak sempat membeli
oleh-oleh karena aku cuma bawa uang $5, rasanya ga cukup jajan dengan uang
segitu haha.
Namun, kali ini aku ingin
memberi informasi kepada rekan-rekan traveler yang ingin berburu barang murah
di Singapore letaknya ada di Bugis Street. Di sini ada banyak sekali orang yang
menjual barang-barang murah dari mulia fashion, teknologi, souvenir, karya seni
dan masih banyak lagi.
Nama Bugis Street sendiri diambil
dari suku Bugis asal Sulawesi yang memiliki peran yang cukup besar di sana. Pada
pertengahan abad ke-17, masyarakat suku Bugis berlayar dari Sulawesi untuk
mencari tempat dan membuka pusat perdagangan.
Kala itu mereka sering
mendatangi pulau-pulau kecil yang jauh dan kemudian membantai suku pribumi di
sana untuk merebut pulaunya. Mereka pun akhirnya dikenal sebagai makhluk yang
ganas. Keganasan suku Bugis itu terdengar hingga ke Belanda dan seluruh Eropa.
Sejak saat itu, masuklah kata
Bugis dalam bahasa Inggris dengan istilah boogieman yang berarti makhluk yang
ganas atau pembunuh.
Namun, pada 1808, penemu
Singapura, Sir Stamford Raffles, bertemu dengan masyarakat Bugis untuk pertama
kalinya di daerah Penang, Malaysia.
Raffles langsung terkesan
dengan kemampuan dagang masyarakat Bugis. Dia pun langsung mengajak masyarakat
Bugis untuk bekerja sama melahirkan Singapura.
Singkat cerita, pada 1819,
ketika Singapura ditemukan, pangeran Bugis kala itu dibunuh Belanda saat berada
di Riau. Saudara laki-laki sang pangeran pun memberontak dan kemudian
berlindung di Singapura bersama 500 pengikutnya. Sejak itu, Raffles memberi
nama Bugis Town untuk membiarkan masyarakat Bugis berkembang di sana. (Sumber
MediaIndonesi)
Namun, kini suku bugis di
Singapore sudah tidak ada lagi, ga tau deh pada ke mana.
Walau pun negara Singapore terkenal mahal tetapi barang-barang yang diual di Bugis Street cukup terjangkau kok. Kualitasnya juga gak jelek-jelek amat. Mungkin gara-gara hal inilah jadi ada banyak sekali turis mancanegara yang memilih ke sini dari pada ke tempat lainnya.
Untuk teman-teman bakpacker
yang ingin pergi ke Bugis Street, kamu bisa mengikuti rute berikut ini ya:
- MRT
Pilih jalur hijau (East West Line) EW12 atau jalur biru DT14 dan turun di Stasiun Bugis (Exit C).
- Mobil
Kamu bisa melalui Victoria Street, Queen Street, Cheng Yan Place dan Rochor Road
- Bus
Turunlah di Victoria Street, di seberang Bugis Junction Mall dengan nomor pemberhentian bus 01112.
Kirain nama Bugis ini gak ada kaitannya dengan salah satu suku di Indonesia. Ternyata ada kaitannya juga.
BalasHapusCukup komplit juga ya oleh-oleh di sini. Biasanya aku lebih memilih barang yang bisa disimpan dalam jangka waktu lama daripada membeli makanan