Di sini siapa yang ingin berwirausaha tapi masih bingung mulainya
dari mana? Kalau begitu kita sama, haha. Usai lulus SMK aku punya cita-cita
menjadi seorang entrepreneur. Namun, hingga kini impian itu belum juga
terwujud.
Ada banyak hal yang menghantuiku saat ingin memulai berwirausaha
seperti takut akan gagal, tidak punya modal, bahkan masih tak tahu jenis produk
apa yang akan aku pasarkan.
Padahal, untuk memulai berwirausaha kita tidak perlu memikirkan hal yang macam-macam. Cukup mulai dengan satu langkah kecil dan jalani dengan sepenuh hati. Seperti yang dilakukan oleh Dany Anwar, seorang entrepreneur muda yang kini sukses berbisnis sepatu etnik yang diberi label The Warna shoe.
Alhamdulillah, kemarin aku diberi kesempatan untuk berkunjung ke
pabrik the warna di Tamansari Ciapus - Bogor, kebetulan lokasi pabriknya masih
satu daerah denganku jadi aku bisa bertemu pak Dany secara langsung dan mewawancarai
beliau segala hal tentang bisnis sepatu yang ia jalankan hingga sukses seperti
saat ini.
Dari hasil wawancara ini ada banyak sekali hal menarik dan insight
yang aku dapatkan. Berikut hasil bincang-bincngku dengan pak Deny:
Aku: Assalamualaikum, halo pak Dany aku minta waktunya sebentar
untuk tanya-tanya tentang usaha bapak boleh ya pak?
Pak Dany: Waalaikumsalam, wah silahkan dengan senang hati. Saya
selalu punya waktu untuk orang-orang yang tertarik dengan usaha saya.
Aku: Kalau boleh tahu kesibukan pak Dany sekarang ngapain aja sih?
Pak Dany: Kesibukan saya sekarang full time mengelola usaha sepatu yang saya beri nama The Warna Shoe.
Aku: Arti filosofi The Warna itu sendiri apa sih pak?
Pak Dany: The Warna itu singkatan dari ‘Warisan Nusantara’. Oleh
karna itu design sepatu yang saya ciptakan mengandung unsur kain etnik daerah Indonesia seperti
batik. Selain cantik, saya juga ingin memasarkan kain khas Indonesia hingga
penjuru dunia.
Aku: Wah keren banget impiannya, kalau boleh tahu bagaimana awal mula bapak menggeluti bisnis ini sampai menjadi UMKM yang sukses seperti saat ini?
Pak Dany : Awalnya saya memang suka jualan tepatnya sejak duduk di
bangku kuliah. Dulu setelah pulang sekolah saya sering mampir ke toko kain dan
meminta izin pada penjualnya untuk memfoto produk mereka untuk kemudian saya
jual.
Setelah lulus kuliah pada tahun 2013 saya langsung merantau dari
Pontianak ke Bogor dan membuat sepatu berbalut kain etnik. Awalnya saya hanya
membuat 5 pasang sepatu saja tapi lama-kelamaan semakin berkembang pesat hingga
dapat menjual ribuan sepatu tiap bulannya.
Bahkan kini saya sudah mempunya 35 orang karyawan dan sudah mempunyai bangunan pabrik sendiri.
AKu: Wah hebat sekali pak!, o iya mengapa bapak memilih membuat
sepatu tidak membuat produk yang lain?
Pak Dany: Dulu saya pernah berbisnis kuliner tetapi saya tidak
menemukan kebahagiaan di dalamnya. Saya justru merasa kelelahan. Sampai
akhirnya saya menemukan produk-produk fashion dan saya langsung suka!.
Namun, didunia ini ada banyak orang yang bisa membuat pakaian tetapi hanya segelintir orang yang bisa membuat sepatu. Ini adalah suatu tantangan untuk saya dan saya sangat menyukai tantangan ini. Entah mengapa saat saya membuat sepatu saya merasa sangat bahagia.
Aku: Berapa modal awal memulai bisnis ini?
Pak Dany: Awalnya saya hanya membuat lima sepatu saja. Satu sepatu saya hargai sekitar 100 ribuan. Siapa sangka dari situ ada banyak sekali peminatnya. Kini saya dapat menjual ribuan sepatu tiap bulan. Satu sepatu saya jual tidak lebih dari 200 ribu.
Aku: Wah berarti omsetnya lumayan besar ya pak?
Pak Dany: Omset saya sebelum ada wabah covid 19 sekitar 400 jutaan
tetapi selama ada corona jadi turun menjadi 100jutaan saja.
Aku: Apakah pak Dany pernah berfikir untuk menyerah?
Pak Dany: Saat saya merasa lelah saya akan beristirahat tetapi
saya tidak akan berhenti apalagi menyerah. Saat saya merasa putus asa saya akan
mengingat kembali mengapa saya memulai bisnis ini.
Aku: Apa motivasi yang membuat pak Dany tetap semangat menjalani
bisnis sepatu?
Pak Dany: Saya termotivasi untuk berkarya, membuka lapangan
pekerjaan untuk orang lain dan tentu saja saya ingin menjadi orang yang sukses
dan kaya raya, haha.
Aku: O iya, bagaimana bapak memasarkan produk sepatu ini?
Pak Dany: Saya menjual sepatu-sepatu ini lewat online jadi saya
tidak mempunyai toko fisik. Dari awal saya memang sudah suka berjualan online.
Aku: Apakah ada kendala ketika berjualan secara online?
Pak Dany: Kendala pasti ada tetapi semua bisa diatasi. Apalagi
semakin kesini jaman semakin mudah, mau kirim barang juga makin mudah.
Aku: Memangnya jasa ekspedisi apa yang bapak gunakan untuk
berkirim barang?
Pak dany: Saya pakai JNE, karna dari awal merintis usaha ini saya
selalu menggunakan jasa JNE. Bahkan kini
saya sudah bergabung jadi member JLC (JNE Loyalty Card) yang sangat memberi kemudahan
untuk wirausaha seperti saya.
Aku: Memangnya apa saja keuntungan yang bapak peroleh setelah
mendaftar jadi anggota JLC?
Pak Dany: Wah ada banyak banget! Saya jadi lebih mudah melakukan
pembayaran ekspedisi karna dapat dilakukan tiap bulan. Selain itu saya juga
sering mendapatkan harga promo, apalagi saat saya ingin mengirim barang dalam
jumlah banyak, JNE pasti akan memberi support tambahan untuk saya seperti
memberikan harga spesial, beragam promo, diskon dan juga free ongkir.
Pokoknya saya mendapat banyak keuntungan setelah bergabung jadi
member JLC.
Aku: Pertanyaan terakhir nih pak. Apa tips dari Pak Dany untuk
orang-orang yang baru mau memulai berwirausaha.
Pak Dany: tips dari saya yaitu jangan takut mencoba, selalu
belajar dan jangan pernah merasa puas dengan apa yang kita dapatkan.
Nah guys kira-kira seperti itulah kisah sukses pak Dany membangun
bisnis sepatu 'The Warna Shoe'. Saat aku berkunjung ke pabriknya aku
langsung takjub dengan beragam style sepatu yang dia buat. Sebelum berpamitan aku sempat berfoto dulu dengan beliau hehe.
Untuk teman-teman yang ingin mengetahui seperti apa cantiknya
sepatu the Warna dapat berkunjung ke galeri instagram @thewarna.
Oke deh kalau gitu sampai di sini dulu cerita kali ini ya, semoga
bermanfaat! :)
Jauh-jauh dari pontianak dan kini sukses d bogor. hebat sekali pak Dany. Semoga usahanya tetap lancar dan semakin lancar. Apalagi tema dari setiap sepatunya menggunakan nuansa kekayaan indonesia seperti batik.
BalasHapusWaaa deket nih. Bisalah diagendakan kesini hari Kamis manis.
BalasHapusSuka banget dengan usaha rumahan gini, produktif dan menghasilkan dari rumah sendiri.
Eh iya, kapan ya punya rumah sendiri?
Aku baru ngerti kalo artinya The Warna itu singakatan dari Warisan Nusantara.
BalasHapusHmmm,, Pak Dany kena dampak corona juga ya,, omsetnya turun jadi seperempat aja. Pandemi, cepetan pergi.