JAKARTA HUMANITY FESTIVAL 2020 (JAKHUMFEST)
Hari minggu tanggal 26
januari 2020 kemarin, aku menghabiskan akhir pekan dengan mengikuti acara Jakarta Humanity Festival (Jakhumfest) di M
Block space Jakarta.
Jakarta Humanity Festival
(Jakhumfest) 2020 adalah sebuah event tahunan yang diselenggarakan oleh Dompet
Dhuafa. Sejak tahun 2019, Jakhumfest pertama kali digelar dengan mengajak para
millenial untuk lebih peduli pada isu-isu sosial, kemanusiaan, dan lingkungan
melalui berbagai aktivitas.
Kita tahu belakangan ini negeri
kita sering terjadi bencana alam. Dengan adanya Jakhumfest ini, para millenials bisa ikut andil berdonasi sambil belajar banyak hal tentang lingkungan hidup. Oleh karna itu, event ini
menghadirkan para public figure yang kompeten serta peduli pada tema tersebut.
Jakhumfest terdiri dari
beberapa segmen acara yaitu, Sound of Humanity, Humanitalk, Workshop, dan
Humanity Exposure.
HUMANITY EXPOSURE
Saat memasuki venue, spot pertama yang aku lihat adalah pameran foto (Humanity Exposure). Foto-foto ini diambil oleh beberapa fotografer yang bertugas saat berada di lokasi bencana seperti banjir, longsor, gempa bumi dll. Namun, foto yang paling banyak aku temui yaitu foto bencana banjir yang melanda Jakarta beberapa waktu lalu.
Foto-foto ini di pajang di berbagai sudut M Bloc Space. Melalui foto-foto ini para pengunjung secara tidak langsung dapat bersimpati kepada para korban dan belajar banyak hal tentang perjuangan para relawan dari kru Dompet Dhuafa yang membantu para korban bencan.
Om Riyadi Arisman |
Aksi kerelawanan Dompet Dhuafa
memiliki banyak kisah dan cerita. Semua aktifitas relawan yang ditangkap oleh
fotografer kemanusiaan Dompet Dhuafa akan disajikan melalui sebuah pameran foto
Humanity Exposure.
HUMANITALK
Sesi humanitalk ini dimulai pada pukul 9 pagi. Beruntung cuaca di Jakarta sedang tidak terlalu panas, jadi para peserta tetap antusias mengikuti acara sampai selesai.
Humanitalk mengajak millenial untuk berdiskusi dan berbagi wawasan mengenai masalah lingkungan dan kerelawanan yang kini tengah terjadi bersama Indorelawan, #tumbuhhijaurban, Divers Clean Action, Diet Kantong Plastik, dan Dompet Dhuafa.
Humanitalk mengajak millenial untuk berdiskusi dan berbagi wawasan mengenai masalah lingkungan dan kerelawanan yang kini tengah terjadi bersama Indorelawan, #tumbuhhijaurban, Divers Clean Action, Diet Kantong Plastik, dan Dompet Dhuafa.
Disesi ini aku jadi tahu seluk
beluk pengalaman para volunteer selama bertugas membantu korban bencana di
berbagai daerah. Selain itu para pengunjung juga di ajaran untuk lebih peduli terhadap lingkungan seperti mengurangi penggunaan plastik, tidak membuang sampah sembarangan, dan aktif menjaga kebersihan lingkungan.
Tak hanya itu para peserta juga dapat berinteraksi dengan relawan Dompet Dhuafa yang sudah sering terjun membantu korban bencana. Ternyata menjadi relawan itu tidak mudah, ada banyak sekali tantangannya. Tetapi berkat niat tulus dan ikhas membantu sesama semua tantangan itu dapat dengan mudah dilalui.
Tak hanya itu para peserta juga dapat berinteraksi dengan relawan Dompet Dhuafa yang sudah sering terjun membantu korban bencana. Ternyata menjadi relawan itu tidak mudah, ada banyak sekali tantangannya. Tetapi berkat niat tulus dan ikhas membantu sesama semua tantangan itu dapat dengan mudah dilalui.
WORKSHOP SEKALIGUS LOMBA MELUKIS PAYUNG
Usai menyimak humanitalk kini
saatnya masuk kesesi workshop sekaligus pelatihan melukis payung. Ini adalah sesi
yang paling aku tunggu-tunggu!.
Tiap peserta mendapatkan payung
putih polos beserta alat lukis. Lalu kami diberi kebebasan untuk menggambar
payung tersebut sesuai dengan imajinasi dan kreasi masing-masing.
Bersama dengan Chiki Fawzi yang juga seorang seniman mural, peserta akan diajak untuk melukis payung menjadi lebih indah dan menarik. Selain itu, peserta juga diperbolehkan membawa
pulang payung tersebut, lalu dipilih 3 pemenang dengan kreasi payung
paling menarik. Selamat kepada para pemenang, lukisan payung kalian
luarbiasa keren!.
BELANJA SAMBIL BERAMAL
Jalan sedikit ke arah belakang
M Bloc, aku melihat ada kerumunan pengunjung yang sedang berbelanja pakaian.
Wah ternyata di sini ada bazar juga. Harga yang ditawarkan lebih murah karna
mendapat potongan diskon dari Tokopedia.
SOUND OF HUMANITY
Sound of Humanity adalah acara puncak dari Jakhumfest. Untuk dapat menyaksikan konser musik ini para penonton akan dikenakan tiket masuk Rp. 50.000. Tarif tiket tersebut akan disumbangkan ke orang-orang yang membutuhkan. Wah asik ya bisa seru-seruan sambil beramal.
Bukan sekedar konser musik biasa, Sound of Humanity menghadirkan musisi-musisi Indonesia Navicula, Chiki Fawzi, V1mast yang akan membawakan lagu-lagu bertema sosial dan lingkungan untuk mengajak anak muda lebih peduli dan mau berbagi.
Bukan sekedar konser musik biasa, Sound of Humanity menghadirkan musisi-musisi Indonesia Navicula, Chiki Fawzi, V1mast yang akan membawakan lagu-lagu bertema sosial dan lingkungan untuk mengajak anak muda lebih peduli dan mau berbagi.
Acara musik ini dimulai setelah
shalat isya. Penampilan pertama dibawakan oleh kak Chiki Fauzi. Lagu-lagu
santai dan manis yang dinyanyikanya sangat cocok sebagai musik pembuka.
Setelah menyanyikan beberapa
lagu andalan Chiki Fauzi termasuk salah satunya yaitu lagu 'Belukar Dunia' yang
dijadikan sebagai soundtrack film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) tibalah
giliran V1mast menyanyikan lagu-lagu yang penuh semangat.
Yang menjadikan musik V1mas
unik adalah ia membawakan lagu dengan menggunakan musik tradisional gamelan dan
banyak menggunakan atribut budaya. Perpaduan musik tradisional dan modern ini
membuatku tak ingin beranjak dari acara ini.
Penampilan terakhir dibawakan
oleh Navicula. Sepertinya para penonton sudah tidak sabar ingin menyaksikan
band tersebut karna seisi gedung tiba-tiba menjadi sangat ramai. Hentakan
musik yang dibawakan Navicula sukses menghipnotis para penonton.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus