KEJADIAN YANG MEMBUATKU MEMBENCI KUCING

Di kosan ku ada seekor kucing betina yang sudah lanjut usia. Sudah beberapa bulan tinggal satu kamar denganku, terkadang juga tinggal di kamar temenku yang lain. Aku biasa memanggilnya si emas. Karna bulunya memang berwarna kuning emas. Tapi dekil.

Sebetulnya aku ga tau ini kucing siapa, datang tak dijemput pulang tak diantar. Tiba-tiba saja sudah duduk di depan kosan sambil 'mengeong-ngeong' sok imut manja. Sepertinya dia ingin meminta sepiring nasi dan sebongkah berlian.

Sehari dua hari aku bisa memaklumi keadaan si emas yang selalu minta makan. Tapi ternyata kebaikan hatiku malah dimanfaatkan oleh si emas untuk terus menerus minta dilayani. Bahkan dia sudah terbiasa masuk-keluar kosan tanpa permisi.

Namun, Karna aku pecinta kucing, jadinya aku merasa seneng atas kehadiran si emas, aku merasa punya temen baru. Temen yang selalu setia dengerin curhatan saat aku ingin ngegalau.

Tapi entah mengapa semakin kesini aku jadi jengkel sama si emas. Belakangan ini dia sering mengambil makanan akhir bulanku tanpa izin. Dia juga sudah berzinah dan hamil diluar nikah. Selain itu dia juga tidak pernah bayar iuran kost perbulan. Maunya yang ena-ena saja.

Awalnya aku berniat untuk menendang si emas jauh-jauh dari kosan. Tapi aku ga tega, bayangkan saja, dia hanya seekor kucing janda yang ga punya tempat untuk berteduh, tidak pandai mencari makan, dan yang paling parah sekarang dia sedang mengandung (lagi). 

Jadi kesehatan si emas harus selalu diperhatikan agar kelak anaknya dapat lahir dengan sehat, selamat sentosa dan menjadi anak yang berbakti pada orang tua, bangsa dan negara.

Berikut ini foto aku bersama si emas saat dia sedang PMS.

Singkat cerita, si emas beranak. Sayangnya aku ga tau rumah sakit mana dia beranak. Tau-tau perutnya sudah kempes. Padahal aku udah siapin tempat paling nyaman untuk proses brojol si emas tapi dia kabur gitu aja. Sakit rasanya.

Selang beberapa bulan tiba-tiba dia dateng bersama kucing balita berwarna hitam ke kuning-kuningan. Sepertinya itu anaknya, karna paras wajahnya sangat mirip dengan si emas.

BTW.. Bukanya aku mau jelek-jelekin anaknya. tapi menurutku warna bulu si kucing balita sangat aneh, kombinasi hitam dan kuning serasa ga cocok. Salah sendiri sih lagian si ibu kawinya sama kucing negro.

Well, Karna aku ga suka sama sikucing balita, akhirnya aku bersikap acuh tak acuh sama dia. Apapun yang dia lakukan aku biarkan saja. Toh dia anakmu bukan anakku.

Dan tidak beberapa lama kejadian tak terdugapun datang menimpaku.

Sehari setelah kedatangan si kucing balita akhirnya dia membuat ulah. Dia dengan seenaknya kencing di atas kasur temanku. Tidak hanya itu si kucing balita juga mengencingi selimut tidur kebanggaanku. Bahkan yang lebih sadis dia berani-beraninya poop di sembarang tempat. Berikut ini fotoku bersama selimut kebanggan sebelum dinodai oleh kencing kucing balita.

Pernah suatu ketika saat aku selesai melakukan ritual dikamar mandi tiba-tiba aku keluar wc dan menggesek-gesekan kakiku di keset. Harapanku sama seperti kebanyakan orang yaitu agar kakiku cepat kering.

Namun na'as.. kakiku tidak kunjung kering, justru terasa lengket. Aku pikir itu hanya basah lembab biasa, jadi aku enjoy saja. So, dengan rasa percaya diri akupun melangkahkan kakiku ke lantai kosan yang berwarna putih bersih.

Saat aku melangkahkan kakiku, aku baru sadar, ternyata suara kaki yang ditimbulkan tidak seperti suara langkah kaki seperti biasanya, kira-kira suaranya sepeti ini "clek...clek...clek"

Karna penasaran akupun mengecek keadaan telapak kakiku. Ternyata aku telah menginjak benda lengket berwarna hitam dan berbau tidak sedap. Apakah ini slime ? Lalu saraf sensorikku bekerja cepat dan memberi kesimpulan bahwa benda lengket hitam menjijikkan itu adalah poop kucing!

Sekali lagi aku tegaskan,,, Aku menginjak Poop kucing !

Akupun langsung menyumpahi si kucing balita. Aku yakin betul itu pasti ulah dia. Karna aku tahu kalau si emas tidak pernah poop sembarangan seperti itu.

Dan kini, lantai putih dan bersih di kosanku penuh dengan lukisan telapak kaki berwarna hitam dari tinta poop kucing. Akhirnya dengan penuh perjuangan akupun membersihkan Kamarku yang sudah bau bangke.

Setelah kejadian itu, aku selalu menutup rapat pintu kosan agar kucing tidak seenaknya datang. Hingga tulisan ini di buat aku belum melihat lagi batang hidung si kucing balita berbulu hitam keemasan yang tidak berpendidikan tersebut.

Jadi pesan moral yang dapat kita petik dari kisah diatas adalah "jangan sekali-kali menginjak keset yang ada poopnya, karna itu dapat menyebabkan trauma berkepanjangan. Yang terpenting adalah jangan tinggalkan shalat 5 waktu"

Oke sekian. Bye !